Senin, 21 Maret 2011

Bea Cukai Tunggu Bapeten Terkait Radiasi Nuklir Jepang



Sumber : www.bisnis.com



JAKARTA: Direktorat Jenderal Bea dan Cukai belum berencana melarang masuknya barang impor dari Jepang yang dikhawatirkan membawa ancaman radiasi nuklir pascakerusakan Pembangkit Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima. 

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Thomas Sugijata mengatakan pihaknya belum akan melakukan pemeriksaan secara khusus atau bahkan melarang masuknya impor barang dari Jepang terkait kecemasan akan bahaya radiasi nuklir yang bisa ditimbulkan lantaran rusaknya PLTN Fukushima karena gempa dan tsunami. 

“Dasar penyetopan [barang impor dari Jepang] itu permintaan. Kalau tidak ada permintaan ya normal. Permintaan itu dari Bapeten [Badan Pengawas Tenaga Nuklir]. Selama ini Bapeten belum minta. Jadi sejauh ini masih normal,” ujar Thomas akhir pekan lalu.. 

Menurut dia, dampak terhadap kuantitas masuknya barang impor dari Jepang ke Indonesia pasca terjadinya bencana gempa dan tsunami yang menyerang Jepang 11 Maret 2011 belum terlihat. “Belum bisa dilihat penurunannya kan baru seminggu. Saya tidak begitu hapal [jumlah impor Jepang ke Indonesia sepanjang tahun ini].” 

Secara terpisah, Menteri Perindustrian M.S. Hidayat memprediksikan ekspor Indonesia ke Negeri Sakura akan mengalami penurunan dalam dua bulan kedepan lantaran terganggunya beberapa infrastruktur di Jepang akibat gempa dan tsunami. Akan tetapi, setelah dua bulan, dia memperkirakan akan terjadi lonjakan ekspor ke Jepang dari Tanah Air. 

“Kemungkinan ekspor menurun, kan sementara ini infrastruktur banyak yang rusak. Tapi setelah itu recovery, Jepang banyak butuh barang kita. Sudah pasti ekspor meningkat,” ujar Hidayat. 

Lebih lanjut, dia memperkirakan dana yang dibutuhkan Jepang untuk merelokasi perbaikan infrastruktur pascagempa dan tsunami bisa mencapai US$200 miliar dalam lima tahun ke depan. Dengan adanya pemulihan tersebut, Hidayat pun memperkirakan bisa berdampak pada tertundanya beberapa rencana proyek Jepang di Indonesia. 

Sebelumnya, Pemerintah Jepang melalui Wakil Menteri Luar Negerinya Makiko Kikuta secara resmi meminta bantuan tambahan  pasokan gas dan minyak dari Indonesia guna mengatasi berkurangnya sumber listrik akibat tidak beroperasinya PLTN Fukushima.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Darwin Zahedy Saleh mengatakan pihaknya saat ini masih mengevaluasi permintaan Jepang yang ingin menambah pasokan gas dan minyak bumi guna mengamankan kebutuhan akan energi setelah tidak beroperasinya PLTN Fukushima. 

Darwin masih enggan menyebutkan kapan hasil evaluasi yang dilakukan pihaknya bersama Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) akan selesai. Akan tetapi, dia menegaskan kalau pemerintah tetap akan mengutamakan kebutuhan gas dan minyak untuk dalam negeri.

“Saya akan hati-hati menjawab ini, karena pertimbangan terkait gas ini banyak. Harus memperhatikan kepentingan dalam negeri, memperhatikan kontrak dengan luar negeri, juga harus memperhatikan hubungan baik dengan pasar-pasar utama kita,” ujar Darwin. (msw)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar